Monumen Nasional yang dikenal dengan nama Monas, hampir semua orang yang tinggal di Jabodetabek pasti mengenal tugu ini dan seringkali melintasinya. Tapi tidak sedikit penduduk Jakarta yang belum pernah masuk ke dalamnya. Karena saya termasuk dalam kategori tersebut, maka saya mewajibkan diri bersama keluarga untuk mengunjunginya.
Lokasinya cukup strategis, mudah dicapai dari manapun. Kendaraan umum pun banyak yang melintasi kawasan monas, ditambah lagi dengan adanya Trans Jakarta (busway). Harga tiket masuk dibagi dua, Rp. 2.500 untuk sampai di cawan saja, dan Rp 7.500 untuk mencapai ke puncak monas. Saran saya, pilihlah sampai ke puncak, karena memang disanalah keunikan monas.
Untuk mencapai puncak, kita harus antri untuk menaiki lift. Antrian ini cukup panjang dan memakan waktu cukup lama, ditambah dengan kesadaran masyarakat kita yang sangat kurang terhadap budaya antri maka dibutuhkan suatu kesabaran tersendiri. Namun setelah sampai di puncak menara, pemandangan yang ada cukup mengobati. Kita dapat melihat taman di sekeliling monas yang begitu indah, deretan gedung pencakar langit. Namun lagi-lagi situasi cukup terganggu oleh beberapa rombongan keluarga yang dengan tidak perduli pada pengunjung yang lain, mengeluarkan bekal makanan dan makan bersama keluarga. Selain membuat sempit, juga membuat lokasi menjadi kotor. Hhmm mestinya para petugas lebih tegas menangani masalah ini.
Di dalam cawan, kita dapat melihat diorama – diorama dari beberapa peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Ruangan tersebut masih kosong, kurang terawat dan terasa sayang karena tidak dimanfaatkan secara optimal. Pada saat kami kesana, juga terdapat booth dari Trans Jakarta yang memberikan informasi pelayanan perusahaan tersebut. Idenya cukup menarik, namun lagi-lagi sayang banyak alat demo yang sudah tidak berfungsi.
Saya melihat badan yang berwenang, seolah belum memaksimalkan aset – aset yang sudah dimiliki bangsa kita, salah satunya monas ini, seharusnya dapat dijadikan tempat yang jauh lebih indah, nyaman dan lebih membanggakan. Sehingga tidak hanya menarik minat pelajar yang diwajibkan oleh sekolah saja, tapi juga diburu oleh para turis lokal dan mancanegara.
Ah memang saya bisanya hanya komplain saja seperti yang lain… sudahlah yang penting kita nikmati saja..
Ayo kita tanamkan cinta sejarah sejak dini… sambil berwisata dengan keluarga dan dengan biaya hemat tentunya.
Salam jalan jajan hemat.
haddddddeeeeeeh…. nyari CP monas susah buangeetz siiiiii… ada yang punya ga? tolong donk infonya penting nih
UNTUK TGL 19 JUNI BESOK SY BW ROMBONGAN 34 ORG.
BRP YA BIAYA MASUK BUS NYA..??
KLO CUMA NONGKRONG DLM MONAS TETAP DIKENAKAN BIAYA BERAPA..???
TERIMA KASIHH.
untuk sekarang harga tiket masuknya berapa?
tolong infonya,
pantes Rusa gak betah dimonas….
iya nih…. ada no contact ga ada yang angkat telp. sampe capek tuh pencet2 no telp…. Halooooooooooooooo. halooooooo monas I want to talk with you….. haloooooo
tuh gimana para penguasa monas????
informasi untuk CP monas silakan saja hub 021 3447733, 3504333, 3842777 Fax 021 3447733. thx
Wah,… sama nih. Sy jg lg nyari2 CP Monas..bulan dpn mau bw rombongan anak2 TK ksanan.Ada yg bs bantu?????
saya juga mau ke monas beserta rombongan anak2 sekolah, cari no.telpnya di internet niatnya sih cari info harga tiket, potongan harga ama mau confirm dulu ke sananya biar nanti pas dtg cuma byr dan ambil tiket, g usah antri dulu, akhinya dpt eh…. tp ketika dihub g ada yg ngangkat, tanya ke 108 no. telp. yg dikasih g bisa dihub atas permintaan pemilik nomer. Kok bisa gitu ya …….????? Ada yg punya no. contact number monas???
saya Travel mau Ke Monas beserta rombongan… sekolah oleh sebab itu saya berusaha mencari tahu perihal harga tiket dan potongan harga untuk rombongan,aduh ternyata susahnya minta ampun untuk mencari informasi perihal Contac number Monas…. tanya 108, nomor yang dikasih gak bisa dihubungi. cari di Yellow Pages juga sama aja.
Yah begitulah pengelolaan utk hampir keseluruhan obyek pariwisata di tanah air. Sayang sekali, padahal itu bisa menyumbangkan pemasukan yang lumayan besar jika dikelola secara profesional. Atau diusulkan pengelolaan seluruh obyek wisata nasional di “swasta”kan ? Coba kalau kita bandingkan TMII dengan Dunia Fantasi, pelayanannya berbeda kan? Cuma resikonya, harga yg dibayarkan kemungkinan besar juga akan naik.
Tapi untungnya beberapa BUMN sdh mulai setara swasta lho pelayanannya. Mungkin semangat itu yg perlu ditularkan ke industri pariwisata.
Dulu saya punya no telp Monas, nanti coba saya carikan lagi, mudah2an masih ada & valid. [Barusan saya sempat coba menghubungi no telp yg diberikan oleh 108, ternyata salah.. oh Indonesiaku..]
saya mau Ke Monas beserta rombongan… oleh sebab itu saya berusaha mencari tahu perihal harga tiket dan potongan harga untuk rombongan, serta hari yang tidak terlalu padat..
tetapi, aduh ternyata susahnya minta ampun untuk mencari informasi perihal Contac number Monas…. tanya 108, nomor yang dikasih gak bisa dihubungi. cari di Yellow Pages juga sama aja. cari di Website Pemprov DKI, tentang pariwisata, gak ada informasi yang dibutuhkan… malah sempat beberapakali unable to open teh webpage
walah kok begini sih pengelolaan Monumen Nasional????? bukan monumen kecamatan atau monumen Kabupaten, tapi Monumen Nasional… kacau. beda banget sama National Monument negara lain, seperti national Monument Amerika Serikat yang tinggal click di Internet, ada semua datanya. malah mereka punya website sendiri.
gimana kita mau bisa setaraf dengan negara lain, seperti Malaysia misalnya????
memang sangat menyebalkan upaya saya mencari Contac Number Monas ini… karena berbagai kurang lengkapnya informasi