Menjelang liburan sekolah ini saya ingin membagikan pengalaman jalan hemat ke Kuala Lumpur, Malaysia. Banyak agen perjalanan yg menawarkan paket2 wisata ke Malaysia dengan harga murah. Namun sampai saat ini yang termurah yang saya temukan adalah AirAsia. Sering-seringlah mengunjungi website www.airasia.com untuk melihat penawaran mereka, tapi biasanya harus dari jauh-jauh hari sebelumnya, dan pemesanan harus dilakukan secara online. Jangan khawatir, saya sudah beberapa kali menggunakan airline ini dan belum pernah mengalami masalah baik untuk tiket maupun billing kartu kreditnya. Untuk fiskal sampai saat ini masih berlaku (kapan yah fiskal dihapus), sebesar Rp 1.000.000 /orang, Anda dapat menggunakan fasilitas kartu kredit untuk membayar fiskal, yang saya ingat ada Bank BCA dan Mandiri, mungkin bank lain juga ada. Jadi jika Anda memiliki kartu kredit BCA, silahkan datang ke loket fiskal BCA, letaknya di paling kiri, dekat pengurusan bebas fiskal. Untuk anak – anak di bawah 12 tahun bebas fiskal, Anda perlu mengisi form keterangan dan diproses di loket bebas fiskal. Petugas cukup ramah dan tidak mempersulit sama sekali, dan tanpa biaya apapun.

Sebenarnya Anda bisa juga lewat Batam untuk menghemat fiskal sebesar Rp 500.000 per orang, tapi kalau dihitung-hitung tiket pesawatnya jadi lebih mahal, dan lebih repot jika membawa anak, toh anak-anak bebas fiskal. Namun jika Anda pergi dengan jumlah orang dewasa yang banyak maka perjalanan lewat Batam dapat dipertimbangkan.

Maskapai AirAsia tidak memberikan makanan/minuman dalam perjalanan, bahkan melarang membawa makanan/minuman ke kabin. Hal ini disebabkan memang adanya peraturan penerbangan yang membatasi jumlah cairan yang diperbolehkan dibawa, namun selain itu karena AirAsia juga menjual makanan/minuman di pesawat. Sehingga penumpang yang sudah menunggu di airport umumnya akan merasa lapar & haus, dan akhirnya membeli di pesawat. Harga makanan & minuman di pesawat masih terjangkau, walau agak mahal, misalnya nasi lemak(nasi dengan daging rendang, ikan teri, kacang) RM 7, sandwich RM 6, mie instan RM 6, Orange juice kotak RM 4. Namun pastikan Anda memiliki mata uang ringgit Malaysia, karena perhitungan kurs AirAsia sangat mahal (saat itu 1RM dihitung Rp 3.000, padahal di pedagang valas hanya Rp 2.600).

Semua penerbangan AirAsia ke Kuala Lumpur akan mendarat di LCCT (Low Cost Carrier Terminal). Jangan membayangkan semewah bandara Changi di Singapura atau bahkan KLIA, tapi yang pasti toiletnya masih lebih bersih dibanding Soekarno Hatta dan memiliki fasilitas internet hotspot gratis 🙂 Nah dari LCCT Anda dapat melanjutkan menuju hotel Anda. Namun jika Anda bermaksud menuju ke arah KL Central, Anda dapat menggunakan sky bus, yaitu bus yang memiliki kerjasama dengan AirAsia (atau bahkan satu group?). Anda dapat membeli tiket bus ini sejak di dalam pesawat, harganya RM 9. Jika anak Anda sharing tempat duduk, maka tidak perlu membayar. Bus ini cukup bersih dan berpendingin udara (full AC). Ada beberapa operator bus yang menawarkan harga lebih murah, sekitar RM 8, tapi saya lebih memilih sky bus ini karena lebih meyakinkan.

Nah dari KL Central, Anda dapat melanjutkan perjalanan ke arah manapun, karena ini adalah pusat dari transportasi di KL. Dapat menggunakan bus, LRT, KTM , dan sebagainya. Nah di KL Anda juga dapat membeli tiket terusan untuk bus Rapid KL sebesar RM 2 untuk full 1 hari, jadi selama Anda naik bus Rapid KL, Anda tidak perlu membeli tiket lagi. Bahkan juga ada tiket terusan untuk LRT, dan juga untuk jalur yang berbeda warna, disana RapidKL dibagi menjadi red line dan blue line. Bus ini mirip dengan bus Transjakarta (busway), busnya baru, bersih dan ber AC.

Tarif taxi juga tidak terlalu mahal, terutama jika Anda pergi beramai-ramai. Kuncinya adalah setelah Anda duduk, perhatikan apakah sopir taxi nya menyetel argo (istilah disana adalah meter). Jika mereka tidak menggunakan argo, Anda berhak complaint, bahkan turun dari taxi, karena tanpa argo seringkali sopir meminta harga yang sangat tinggi, terutama kalau tahu Anda seorang turis. Kebanyakan sopir taxi disana adalah orang India atau Melayu. Gunakan bahasa Indonesia saja untuk berkomunikasi, mereka lebih menghargai bahasa Indonesia ketimbang bahasa Inggris, karena akan menganggap kita serumpun.

LRT di KL agak kurang bagus dibandingkan MRT di Singapura, bahkan beberapa pintu tiket sudah banyak yang rusak. Tiket LRT dapat dibeli di vending machine di tiap stasiun. Persis seperti di Singapura. Keuntungan LRT adalah tidak pernah macet, KL sama seperti di Jakarta, menjelang jam masuk dan pulang kerja akan terjadi kemacetan dimana-mana. Hindari naik taxi saat jam sibuk.

Demikian sekilas mengenai transportasi hemat di KL, akan saya sambung dengan penjelasan cara hemat ke Singapura via KL, dan tempat-tempat wisata di KL.

Salam jalan jajan hemat.