Kuil atau kelenteng Sam Poo Kong terletak di daerah Simongan, Semarang. Cukup mudah dicapai dari tengah kota Semarang, ada papan petunjuk jalan yang jelas. Sering disebut Gedung Batu karena di dalamnya terdapat gua batu besar yang dipercaya sebagai tempat awal mendarat dan markas Laksamana Cheng Ho (dikenal juga dengan nama Sam Poo Tay Djien) beserta anak buahnya saat berkunjung ke Pulau Jawa.
Laksamana Cheng Ho ini berasal Tiongkok, dan berlayar dengan armada sebanyak 200 kapal dan awak kapal 2.700 orang (jadi terbayang film Red Cliff) untuk misi perdamaian ke Asia dan Afrika. Di tengah perjalanan didapati ada anak buah kapalnya yang sakit. Akhirnya mereka berlabuh dan singgah disebuah desa, yang bernama Simongan. Laksamana Cheng Ho menemukan sebuah gua batu di daerah tersebut untuk diguakan sebagai tempat untuk bersemedi dan bersembahyang. Ia akhirnya memutuskan untuk sementara waktu tinggal di tempat tersebut sambil menunggu proses penyembuhan dari awak kapalnya yang diberi obat dari ramuan dedaunan yang ada disekitar tempat itu. Banyak awak kapalnya yang kawin dengan penduduk sekitar dan akhirnya menetap disana. Laksamana Cheng Ho banyak memberikan ilmu bercocok tanam dan juga ilmu budi pekerti. Setelah Cheng Ho harus melanjutkan perjalanannya, penduduk di Simongan memberikan pemujaan terhadap Cheng Ho sebagai ucapan terima kasih atas jasa – jasanya. Mereka memuja Cheng Ho sebagai orang yang patut dihormati dan dijunjung tinggi serta dimohon berkahnya.
Kuil ini sangat luas dan memiliki beberapa bangunan. Bangunan pertama adalah semacam pendopo yang menjual hio untuk kepentingan orang sembayang, lalu ada lagi pendopo yang menyediakan jasa pemotretan dengan menggunakan baju tradisional China, lalu bangunan utama nya yaitu kuil atau kelenteng itu sendiri yang terdiri dari beberapa bangunan. Perlu diperhatikan jam untuk berwisata ke dalam bangunan kelenteng, yaitu jam 8.00 – 8.15 dan jam 11.00 – 11.15. Mereka sangat ketat, waktu kami datang karena tidak tahu ada batasan jam berkunjung, kami melihat-lihat ke halaman depan, dan saat hendak masuk kelenteng, tidak diijinkan. Kecuali untuk sembayang. Syarat nya mudah, cukup membeli hio atau dupa di pendopo tersebut. Namun karena memang saya tidak bermaksud untuk sembayang, maka saya hanya dapat melihat-lihat dari luar.. Sempat kecewa sih, but it’s OK lah, mungkin lain kali.
Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari situs pemerintahan kota Semarang (www.semarang.go.id), ada beberapa tempat pemujaan yang sering dikunjungi para peziarah yaitu:
- Tempat Pemujaan Dewa Bumi atau Fu De Zheng Shen (Hok Tek Cheng Sin Hokkian) berupa arca. Tempat Pemujaan Dewa Bumi disebut Klenteng Thao Tee Kong merupakan tempat pemujaan untuk mengucapkan rasa terima kasih atau memohon berkah dan keselamatan hidup kepada Dewa yang menguasai bumi.
- Tempat Pemujaan Kyai Juru Mudi berupa makam Juru Mudi kapal yang ditempangi Laksamana Zheng He.
- Tempat Pemujaan Sam Poo Kong berupa arca. Tempat Pemujaan Sam Poo Kong merupakan pusat seluruh kegiatan dalam komplek Gedung Batu digunakan untuk bersembayang memohon doa restu keselamatan, kesehatan, serta mengenang jasa Sam Poo Tay Djien dengan mengadakan sembayangan. Di tempat ini ada goa yang mempunyai sumber air yang sering digunakan untuk mengobati keluarga yang sakit.
- Tempat Pemujaan Kyai Jangkar.
- Tempat Pemujaan Kyai Cundrik Bumi. Tempat ini merupakan tempat penyimpanan pusaka atau senjata pada jaman Sam Poo Kong.
- Tempat Pemujaan Kyai & Nyi Tumpeng. Tempat ini berupa prasasti dalam bentuk makam yang digunakan untuk bersemedi atau memohon berkah serta menempa diri.
Di tengah kuil ini terdapat halaman yang luas, dengan beberapa patung yang berdiri tegar. Dan di bagian belakang terdapat pintu gerbang yang sangat besar. Dan terlihat beberapa buah lilin raksasa dengan nama penyumbangnya, sebagian besar atas nama perusahaan. Lilin ini dibiarkan terus menyala sampai habis. Untuk masuk ke kuil ini tidak dikenakan biaya sama sekali, untuk parkir dikenakan Rp 3.000 di areal parkir kuil dan Rp 2.000 di luar kuil. Biasanya tukang parkir liar akan mengatakan parkir di dalam penuh, dan menawarkan parkir di luar, ternyata setelah masuk parkiran di dalam kuil masih kosong.. Toilet dikenakan biaya dan kondisi kebersihannya tidak terlalu memuaskan.
Tertarik ke Sam Poo Kong ? Memang rasanya kurang lengkap kalau ke Semarang, tanpa mampir ke kuil ini.
Salam Jalan Jajan Hemat
Wah pengelola kuil Sam Poo Kong harus memperbaiki diri nih… Thanks atas masukkan dari teman2..
Kuil yg menarik setelah masuk ke area kuil memang cukup kecewa spt yg disampaikan Pak Andrew di atas, karena di dalam untuk sampai ke altar gua batunya dikenakan cas lagi sebesar 20rb pdhl di dalam informasi budaya dan sejarah jauh lebih banyak, seperti relief dan berbagai hal lain. Bukan cuma sekedar pelataran yg tdk jelas.
Anehnya kuil ini yg katanya banyak didatangi wisatawan Tiongkok muslim krn mengingat Laksamana Cheng Ho seorang muslim, namun tidak ada fasilitas untuk sholat. Padahal harapan saya sampai sana bisa sholat di tempat Laksamana Cheng Ho pernah sholat.
mkase..dah bntu agku buat tgas..hehe
Ap na yg mw mmpir…
Org mw mxuq aj bwt smbyang aj msti byar,,,
Seumur2 bru x nie ke klenteng mw smbyang byar krcis mxuq!!!!
Gilaa u!
Gmn org miskin yg mw smbyang…?
Gk ad otak na!
makasihh ya informasinya,,,