Hari ke-4
Old Phuket Town : Shrine of the Serene Light, Phuket Thaihua museum, Sino-Portuguese architecture, Soi Romanee, dan Wat Puttamongkon
Pagi hari kami mampir ke Jungceylon untuk shoping, mengisi perbekalan dan membeli durian monthong, ya di Phuket ini kami tidak menemukan penjual durian monthong akhirnya menemukan di Carrefour Jungceylon. Sempat melewati arena Thai boxing yang cukup besar. Lalu setelah sarapan pagi di KFC, kami siap berpetualang. Ya, karena pada hari kedua kami tidak puas mengunjungi old phuket town, maka kami berniat mengunjunginya kesana lagi. Tadinya terpikir untuk naik motor, tapi mengingat jalannya melewati bukit, akhirnya kami urungkan niat tersebut. Lalu terpikir menyewa mobil, tapi untuk mencari pengalaman baru, kami mencoba untuk menggunakan bus umum, agar lebih memahami transportasi disana. Sebelumnya kami check out dari Ibis Patong dan menitipkan tas kami di receptionist.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya bus yang menuju Phuket town datang. Wah dari luar terlihat busnya sudah kuno sekali, tidak ada ACnya, lebih kuno dari bus PPD kita. Akhirnya setelah membulatkan tekad, kami naik. Bus cukup kosong, kebanyakan adalah penduduk lokal, ada juga beberapa turis bule, hanya kami saja yang membawa anak kecil π Ternyata di dalam busnya bersih lho, tidak ada coret2an, tidak ada sampah bertebaran, bahkan ada TVnya walaupun saat itu tidak dinyalakan. Asap knalpotnya pun tidak seperti bus di Jakarta yang hitam pekat. Cukup nyaman walaupun tanpa AC. Ongkos ke Phuket town dari Patong sebesar 20 baht, anak2 tetap dihitung sama.
Bus akan berhenti di Phuket Town yaitu di bundaran Suriyadate Fountain or Fountain Circle, yaitu monumen dengan air mancur berbentuk pipa. Setelah itu kami mengelilingi rute disana dengan berbekal peta. Salah satu peta yang cukup lengkap dan membantu petualangan di Old Phuket town dapat dilihat disini
Pemberhentian pertama adalah di Shrine of the Serene Light, awalnya kami cukup canggung untuk berwisata ke dalam rumah ibadah, dan orang di sana hanya berbicara dalam bahasa Mandarin dan Thai saja. Namun akhirnya ada seorang pengurus yang dapat berbahasa Inggris dan menawarkan kami untuk masuk dan berdoa di dalam. Setelah kami jelaskan bahwa kami hanya ingin melihat-lihat saja, pengurus ini tetap mempersilahkan dan menjelaskan sejarah dan tradisi yang ada. Tidak ada biaya masuk hanya saja bersikap sopan dan melepas sepatu saat masuk ke dalam ruangan. Saya tidak akan menceritakan sejarah kuil ini, Anda dapat search di google saja untuk detailnya π
Setelah itu kami mampir ke Phuket Thaihua museum yang dulunya adalah sekolah. Namun sayangnya museum tersebut sedang direnovasi dan belum dapat menerima kunjungan, jadi kami hanya berfoto di depan gedungnya saja.
Kami melintasi kota tua yang bergaya cina kuno. Mirip dengan di daerah Kota tua (Jakarta), dan juga mirip dengan Pasar Lama (Tangerang). Walaupun kota tua, tapi lingkungannya sangat bersih dan teratur. Bangunan disana bergaya arsitektur ‘Sino-Portuguese‘.
Di salah satu toko, kami sempat membeli jajanan kue kering seharga 20 baht sebungkusnya, lumayan juga untuk oleh-oleh.
Lalu sempat melintasi Soi Romanee dan juga China Inn cafe dan restoran yang sudah tua umurnya.
Setelah itu kami mampir ke Wat Puttamongkon, seperti biasa tidak ada biaya untuk tiket masuk, Anda boleh juga memberikan sumbangan sukarela ke dalam kotak yang tersedia.
Lelah dari sana, kami beristirahat sambil mengisi perut di Lock Tien semacam kedai yang menjual beraneka masakan dan juga es campur. Walaupun sederhana tapi tempatnya sangat bersih dan nyaman, andaikan penjual makanan pinggir jalan di Indonesia juga bisa seperti ini.
Setelah lelah berkeliling, kami pun mencari bus yang menuju ke Patong. Ternyata jenis bus yang kami tumpangi saat perginya sudah lewat dan tidak ada lagi, tapi ada bus lain yang juga menuju Patong, bentuknya lebih kuno lagi, yaitu seperti bus untuk perang dengan tempat duduk panjang berhadapan. Walaupun harus menunggu waktu keberangkatan (nah ini juga perlu diacungi jempol, walaupun kondisi bus sudah kuno, tapi berangkat sesuai jadwal). Beberapa sopir taxi gelap menawarkan diri untuk mengantar ke Patong dengan rayuan akan diantar ke beberapa tempat wisata lain, melihat pasar malamnya, dan juga tidak perlu menunggu jadwal bus yang masih lama. Dengan sopan tawaran itu kami tolak, dan langsung naik ke bus dan menunggu jadwal keberangkatannya. Pulangnya dikenakan tarif 75 baht untuk ber-4, mungkin ada diskon karena anak kecil.
Kembali ke Ibis Patong, kami mengembalikan motor sewaan dan sekaligus memesan mobil untuk mengantar ke Ibis Kata dengan harga 300 Baht. Tidak lupa membeli chicken rice seharga 50 baht seporsi untuk bekal di hotel nanti. Jalan menuju Kata cukup berliku-liku dan melewati beberapa tanjakan. Akhirnya kami check in di Ibis Kata. Kami bermaksud untuk meng-upgrade ke family room. Tapi sayangnya di Ibis Kata tidak dapat memberikan penawaran harga seperti di Ibis Patong, tapi mereka tidak memaksa kami upgrade, dan membolehkan menginap di kamar standard walaupun dengan 4 orang. It’s OK lah…
Salam JJH
Perjalanan hari Pertama – Patong beach, Jungceylon
Perjalanan hari Kedua – Wat Chalong, Pabrik kacang mete, Khao Rang, Big Buddha
Perjalanan hari Ketiga – James Bond Island
Perjalanan hari Keempat – Old Phuket Town
Perjalanan hari Kelima – Central Festival
Hai Pak Rommy,
mau nanya Pak, kalau ke Wat Chalong dan Big Buddha, apakah ada bus umum yang menuju kesana Pak?
kalau naik motor, riskan tidak ya Pak ke kedua tempat itu?
maksudnya, saya mau menghindari menyewa mobil supaya lebih hemat gitu..:)
thanks sebelumnya Pak.
Permisi… bisa bantu recommend beberapa tour local disana ?
saya ,mau tanya kalo dr pemberhentian phuket town itu cara ke tempat2 yg di atas ini bagaimana yah? apakah jalan kaki atau naik bus,,,petanya soalnya dengan bahasa thai,,makasih yah sebelumnya,,,anak2 nya lucu sekali,,,
mau nanya nih, kalo misalnya saya check out paling lama batas jam 12 siang,terus saya mau nitip koper di hotel kira2 5jam bisa tidak soalnya saya mau keliling dulu drpada hrs bawa koper yg berat,itu kalo naik bus ke phuket town jln kakinya lumyan jauh tidak ke tmpt2 lain? ok thz
Oh banyak koq, di sepanjang jalan pun biasanya ada deretan penjual chicken rice, waktu itu saya beli di dekat hotel Ibis, krn menginap disana.
Salam kenal Pak Roomya,
kalau boleh tau, di daerah patong yg jual chicken rice dimana aja ya? sukur2 halal…hehehe
makasih ya Pak….
yeah my dad will like this
hemat pangkal kaya..
boleh juga tu
keren keren,,,