Ini adalah kisah perjalanan Sarah Melissa selama di Ho Chi Minh City dan Vung Thau, ringkasannya adalah sebagai berikut
Hari Pertama : Ben Thanh Night Market
Hari kedua : Sungai Mekong, Coconut Island, rumah penduduk, Turqoise Island, Water Pupper Show, Opera House, Taman Kota
Hari Ketiga (18 Juli 2010) : Chu Chi Tunnel, Choy Binh Tay Market, Huyen Cathedral, War Remnants Museum, Reunification Palace, Notre Dame Cathedral, Post Office
Hari Kedua (17 Juli 2010)
Pukul 07.00 pagi, kami sarapan di Buffet Hotel dengan menu smoked beef, smoked chicken, pasta, roti, Pho “rasa standar”, omelet dan siomay. Sekelarnya sarapan, kami berempat keliling jalanan sekitar Bui Thi Xuan dimulai dengan sekolah dasar yang berada diseberang hotel, kedai juice yang selalu ramai oleh pembeli pengendara motor dan pejalan kaki, tempat jualan daging kering seperti abon, daging panggang, dan ebi yang diawetkan..
Sekitar pukul 08.15, Ms. Thi dari Travel (paket travel ke Mekong Delta dan Chu Chi Tunnels via Air Asia Go/ GTA dengan harga Rp 660.000/ 2 paket per orang) menjemput kami menggunakan mobil Elf bersama dengan 4 turis dari Inggris, Jepang, dan Australia untuk menuju ke Mekong Delta. Perjalanan kurang lebih menempuh 2 jam, di tengah perjalanan Ms. Thi menceritakan awal sejarah Sungai Mekong dan fungsinya bagi penduduk di sekitar sungai dan pulau.
Pukul 09.30 grup kami berhenti di Mekong Rest Area, disana terdapat toko souvenir dan kerajinan tangan ala Vietnam, penjualan wine ular-kalajengking, dan tidak lupa kami dianjurkan untuk membeli “sari puspa” ala Vietnam karena kami akan menyusuri sungai Mekong dan pepohonan yang banyak nyamuk.
Pukul 10.00 kami pun tiba di Mekong Port dimana kami akan melanjutkan perjalanan dengan kapal. Tujuan pertama kami adalah Coconut Island. Sesuai dengan namanya disini pula tempat pembuatan oleh-oleh dodol kelapa, permen kelapa, minuman sari kelapa yg dicampur alkohol, dan souvenir lainnya. Ms. Thi pun menjelaskan dari awal pemilihan kelapa, cara proses, bahkan sampai alat-alat yang digunakan mulai dari tradisional sampai modern, juga kami diberikan sample permen yang nantinya dapat kami beli untuk oleh-oleh pulang.
Perjalanan selanjutnya pun disambung menggunakan motor bak terbuka untuk keliling pulau dan mengunjungi beberapa rumah penduduk khas Vietnam.
Waktu sudah menunjukkan tengah hari, dengan kendaraan yang sama kami pun segera menyeberang menuju Turquise Island, setelah sampai ke rumah “transit” sebelum kami menyeberang, kami disuguhi oleh buah-buahan tropis yang tentu saja tak asing bagi kami seperti melon, sawo, pepaya, lengkeng, buah naga (harganya cuman 5000 DONG) dan alunan manis lagu “welcome song” dari penyanyi dan pemain musik tradisional Vietnam lengkap dengan “cheongsam” ala Vietnam. Buah-buahan sangat murah harganya karena masing-masing penduduk berkebun sendiri untuk menanam buah-buahan tropis tersebut.
Sekitar jam 2 siang kami pun tiba di Turquise Island, disana kami menanti makan siang kami, dengan pemandangan sungai Mekong, kami disuguhi Ear Fish (aka Gurame), nasi goreng Vietnam, Spring Roll Basah, dan Lumpia Vietnam.
Pada pukul 18.30, kami pergi menonton Water Puppet Show yang tiketnya dapat memesan di receptionist Hotel. Lokasi teater di Gedung Rong Vang, deket dengan hotel kami dengan berjalan kaki sekitar 10 menitan. Kami pun disambut petugas tiket dengan baju tradisionalnya, dibalik layar masuk tampak kursi di bioskop dan panggung air dengan kanan kirinya tempat duduk pengisi suara dan penyanyi latarnya.
Setelah menonton 1 jam pertunjukan dengan bahasa Vietnam, masih berbekal peta, kami pun melanjutkan perjalanan ke arah Saigon River untuk melihat kapal dengan kerlap-kerlipnya melalui jalan Dong Khoi Street. Kami jajan baso ikan isi sayuran dan fish cake di pinggir jalan di depan Notre Dame, kemudian lanjut bereksplorasi ke Opera House dan Taman Kota HCMC.
Cerita bersambung ke hari ketiga