Setelah dari Bukittinggi, JJH melanjutkan perjalanan wisata dan kuliner ke kota Padang. Langsung saja ya kita mulai ya, seluruh perjalanan kami mengandalkan GPS (Global Positioning System), karena kami tidak paham jalan di kota Padang dan Bukittinggi.
Pantai Air Manis (Pantai Aie Manih)
Menuju pantai ini kita harus melewati jalan yang cukup terjal, berkelok-kelok, sampai kami ragu apakah benar ini jalan menuju tempat wisata yang terkenal itu. Harap berhati2, karena banyak papan petunjuk yang seolah-olah adalah menuju Pantai Air Manis, pastikan kita masuk ke gerbang yang benar.
Tiket masuk ke lokasi dikenakan Rp 5.000 / orang, mobil bisa masuk ke dalam dan dibawa sampai ke pinggir pantai. Baru kali ini saya membawa mobil sampai kena air laut.
Pantai Air Manis ini memiliki pemandangan yang indah, namun yang lebih membuatnya terkenal adalah legenda Malin Kundang. Batu dari Malin Kundang ini terletak agak jauh dari pintu masuk, jadi kita sebaiknya membawa kendaraan menuju tempat ini. Walaupun terlihat sudah direkayasa dan tidak alami lagi, tapi tetap saja legenda tersebut membawa pesan yang baik untuk kita semua.
Pantai Taman Nirwana
Pantai yang terletak sekitar 10km dari pusat kota ini menjadi tempat yang bagus untuk menikmati tenggelamnya matahari sambil memandang pemandangan teluk bayur. Untuk masuk ke kawasan ini kita perlu membayar Rp 10.000 / orang.
Museum Adityawarman
Bagi JJH-lovers yang suka dengan museum, disarankan menyempatkan diri untuk mengunjungi Museum Adityawarman, karena museum ini merupakan museum budaya terpenting di Sumatera Barat. Dalam museum ini tersimpan benda-benda bersejarah seperti cagar budaya Minangkabau, cagar budaya Mentawai dan cagar budaya Nusantara. Museum ini terletak di Jalan Diponegoro No. 10.
Koleksi utama yang terdapat di Museum Adityawarman ini dapat dikelompokkan ke dalam sepuluh macam jenis koleksi, yaitu: Geologika/Geografika, Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, Numismatika /Heraldika, Filologika, Keramologika, Seni Rupa dan Teknalogika.
Jembatan Siti Nurbaya
Walaupun hanya legenda, tapi tokoh Siti Nurbaya sangat terkenal di kota Padang, hingga sebuah jembatan sepanjang 60 m yang terbentang di atas Sungai Batang Arau ini dinamakan Jembatan Siti Nurbaya. Kita dapat melihat kapal nelayan yang mulai berlayar ke muara, di sisi sungai juga terlihat kapal pesiar pembawa peselancar tertambat di dermaga. Bila memandang ke arah timur, hamparan Padang kota tua akan terlihat.
Namun jembatan ini akan menjadi sangat ramai menjelang senja, ya banyak orang yang khusus datang ke jembatan ini untuk melihat matahari yang mulai terbenam, indah sekali. Dan di sepanjang jembatan para pedagang makanan seperti jagung bakar, roti bakar, pisang bakar, siap menyajikan hidangan untuk tamu yang ingin menikmati pemandangan ini, yang kebanyakan adalah muda-mudi. Kendaraan pun dapat diparkir di sepanjang jembatan, memang sih membuat macet, tapi suasananya romantis 🙂
Pantai Padang
Karena kota Padang berlokasi di tepi pantai, maka wisatanya pun lebih banyak pantai. Salah satunya adalah pantai Padang. Di sepanjang pantai ini terdapat deretan kios penjual makanan (aneka sea food, rujak) dan minuman (biasanya kelapa muda), dan semakin ramai saat menjelang senja sampai malam hari. Memang menyaksikan tenggelamnya matahari di seputaran kota Padang terlihat indah.
Ada makanan yang cukup unik disini yaitu telur Penyu. Ini pertama kali saya mencobanya, ternyata kulit telurnya kenyal dan tidak pecah walaupun dibanting. Keesokan harinya saya baru tahu bahwa ternya penyu itu dilindungi, dan kita dihimbau tidak makan telur penyu untuk menjaga kelestariannya. Wah.. terlambat deh, mohon maaf ya…
Pantai Purus
Pantai ini terletak dekat sekali dengan hotel kami menginap, hotel Mercure. Saat weekend di pagi hari saat kami berjalan kaki, terlihat banyak orang yang berolahraga pagi, ada yang lari, naik sepeda, dan juga ada yang berenang dan bermain di tepi pantai. Di sepanjang jalan terdapat para penjual sarapan pagi. Murah meriah lho… Seperti biasa, pemandangan pantai di kota Padang memang indah…
Gunuang Padang dan Makam Siti Nurbaya
Obyek wisata Gunuang Padang (Gunung Padang) ini terletak tidak jauh dari jembatan Siti Nurbaya. Pintu masuknya hanya loket sederhana dengan petugas yang duduk di deretan rumah penduduk.
Menyusuri jalan setapak, setelah melewati rumah-rumah penduduk, barulah terlihat beberapa bangunan tua sisa bangunan benteng pertahanan dahulu. Sayangnya beberapa bangunan (bunker), kami lihat dihuni oleh kambing, dan ada juga yang dijadikan tempat istirahat, sayang sekali ya… Setelah naik lagi ke atas baru kami menjumpai bangunan yang masih terjaga, bahkan masih terdapat meriam yang mengarah ke laut, sebagai pertahanan kota Padang.
Menuju ke atas bukit kita harus melewati anak tangga yang cukup banyaaaaakkk jumlahnya. Untungnya pepohonan cukup rindang, sehingga sedikit menghibur. Menyusuri jalan ke atas cukup sepi, dan kami rasa untuk para wanita sebaiknya pergi secara rombongan. Dari atas kita dapat menikmati pemandangan kota Padang, pantai serta laut lepas.
Kalau masih memiliki tenaga (dan juga nyali) dapat terus naik sampai ke atas, karena di atas gunung ini terdapat makam Siti Nurbaya. Walaupun legenda, tapi ternyata di atas sana terdapat makamnya. Beberapa orang Padang yang berbincang dengan kami mengatakan itu bukan makamnya Siti Nurbaya, lah wong itu cuma legenda. Kami sebenarnya ingin melihat kesana, tapi berhubung nafas sudah tersengal-sengal, kami memutuskan untuk kembali ke bawah. Oh ya di atas sini tidak ada penjual makanan/minuman, jadi sebaiknya dipersiapkan membawa bekal. Foto di bawah kami ambil dari beberapa detiktravel.
Kelenteng See Hin Kiong
Kelenteng See Hin Kiong ini lokasinya berada di Jalan Kelenteng No. 1, (sebelumnya berdiri kelenteng Kwan Im/Kwan Im Teng) namun sejak gempa yang terjadi pada September 2009 yang lalu mengakibatkan kelenteng ini tidak begitu aman untuk digunakan karena terdapat retakan yang cukup besar. Kini sedang dibuat kelenteng yang baru di lokasi yang berdekatan sekitar 100m dari lokasi yang lama. Waktu kami kesana bangunan yang baru belum selesai, tapi sepintas kami lihat bentuknya akan megah, dengan dihiasi ukiran-ukiran yang indah.
Padang Craft Center
Sebagai pusat kerajinan Padang, kami berharap bisa menemukan tempat souvenir ataupun kerajinan yang lengkap, tapi ternyata kami mendapati barang di tempat ini tidak terlalu banyak, bahkan saat kami ke sana, sepi sekali tidak ada pengunjung. Wah sayang sekali ya, padahal tempatnya cukup strategis, dengan area parkir yang luas.
Basko Grand Mall
Untuk JJH-lovers yang ingin berkunjung ke mal di kota Padang, dapat meluncur ke Basko Grand Mall, salah satu mal di kota Padang (saya coba cari-cari tidak ketemu mal yang lainnya). Di mal ini terdapat tenant yang terdapat di mal pada umumnya seperti JCo, Pizza Hut, Solaria, Matahari Dept Store, dll. Hanya saja untuk tempat parkir agak sulit dan pintu masuk parkir terletak sebelum gedung mal berada, sehingga pengunjung yang baru pertama kali pasti akan kelewatan.
Masih banyak tempat wisata di kota Padang, kami akan usahakan untuk terus melengkapi data ini, dan kami akan berterima kasih jika ada JJH-lovers yang bisa bantu melengkapi.
Semoga informasi tempat wisata ini dapat membantu JJH-lover saat berlibur ke Padang.
Salam JJH
Dan untuk membaca wisata kuliner kota Padang silahkan dibuka disini
duh ngeri banget itu telur penyu dimakan 🙁 kalo memang dihimbau agar tidak dimakan, kenapa tetap dijual ya?