Keraton Kanoman didirikan pada tahun 1678 oleh Sultan Kanoman I (Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya). Di Keraton Kanoman masih melaksanakan tradisi Grebeg Syawal dan berziarah ke makam leluhur, Sunan Gunung Jati di Desa Astana. Keraton Kanoman ini memiliki luas sekitar 6 hektar.
Lokasi Keraton Kanoman terletak di belakang pasar Kanoman. JalanJajanHemat (JJH) sempat kesulitan saat mencari lokasinya. Kami harus melewati pasar dahulu, dan bertanya kepada pedagang di pasar, karena tidak terdapat petunjuk arah menuju ke Keraton ini. Baru setelah keluar pasar dan melewati lapangan, kami sampai ke keraton. Wah cukup menyulitkan untuk wisatawan, apalagi wisatawan mancanegara. Gerbang keraton dihiasi piring keramik dari Tiongkok, dan terdapat beberapa kandang mini yang berisi binatang peliharaan.
Kami kembali kebingungan karena tidak ada petunjuk maupun petugas / penjaganya. Akhirnya kami nekad saja masuk ke dalam keraton, barulah ada seorang Bapak yang akhirnya menjadi pemandu, Bapak ini sepertinya adalah abdi dalem Keraton. Dari bapak pemandu ini, kami diinformasikan bahwa ada jalan lain yang lebih mudah yang dapat dilalui mobil sampai ke depan keraton.
Tidak dipungut biaya masuk keraton, kecuali untuk memasuki Gedung Pusaka yang dikenakan biaya Rp 5.000 / orang. Di dalam Gedung Pusaka ini kita dapat melihat peninggalan keraton, seperti kereta kerajaan, peralatan rumah tangga, alat menulis dan beberapa senjata. Dua kereta yang bernama Paksi Naga Liman dan Jempana adalah koleksi utamanya.
Pemandu menjelaskan dengan ramah dan mengajak berkeliling keraton. Mulai dari depan, adalah Bangsal Jinem, tempat Sultan menerima tamu, terdapat lampu gantung dan ornamen-ornamen di bangsal ini. Pengunjung harus melepas alas kaki di area ini. Di samping keraton terdapat Kaputren, tempat tinggal keluarga Sultan. Di halaman Keraton ada patung macan sebagai lambang Prabu Siliwangi. Sedangkan di belakang terdapat Bangsal Witana yang merupakan cikal bakal Keraton Kanoman ini. Terdapat juga bangunan dengan lonceng yang bernama Gajah Mungkur.
Memang agak prihatin melihat kondisi Keraton Kanoman, sebuah bangunan bersejarah yang tak ternilai harganya ini. Apalagi saat kami berkeliling melihat halaman belakang yang masih luas tapi sangat terbengkalai karena kurangnya dana pemeliharaan. Kami sarankan untuk berkunjung ke Keraton Kanoman terlebih dahulu baru berkunjung ke Keraton Kasepuhan, agar tidak kaget melihat kondisinya. Keraton Kasepuhan kondisinya lebih baik dibanding Kanoman. Tapi Keraton Kanoman ini merupakan salah satu objek wisata wajib untuk wisatawan yang berkunjung ke Cirebon.
Salam JJH
Keraton Kanoman
Jl. Winaon, Kampung Kanoman, Kelurahan Lemah Wungkuk
Cirebon
wah ini baru solusi yang bagus
cirebon kota yang sangat indah dngan pemandangan yang sejuk.. kunjungn siang bos..
dsana ada tempat keraton juga ya ,kirain gk ada… tar ahh 2 minggu lagi ksana biar tau sejarah cirebon..
wah.. sayang sekali yaa.. seharus nya pemerintah harus tanggap nih ama peninggalan sejarah ini. 😀
semoga saja kemudian hari keadaan nya membaik, minimal ketika gue berkunjung kesini. hehe